Pengertian Filsafat
Istilah ‘filsafat’ secara etimologis ( secara asal kata ) merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani φιλοσοφια ( philosophia ). Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terususun dari kata philos atau philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan.
Dengan demikian, philosophia secara harafiah berarti mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan.
Wawasan filsafat meliputi bidang ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiga bidang tersebut dapat dianggap mencakup kesemestaan.
1.Bidang Ontologi
Bidang ontologi menyelidiki tentang makna yang ada (eksistensi dan keberadaan) manusia, benda, alam semesta (kosmologi), dan metafisika.
2.Bidang Epistemologi
Epistemologi adalah ilmu tentang ilmu atau teori terjadinya ilmu atau science of science.
Bidang Epistemologi meneliti tentang sumber pengetahuan, proses dan syarat terjadinya pengetahuan, batas dan validitas ilmu pengetahuan.
Menurut Titus terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam Epistemologi, yaitu:
- Tentang sumber pengetahuan manusia
- Tentang teori kebenaran pengetahuan manusia
- Tentang watak pengetahuan manusia.
3.Bidang Aksiologi
Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai.
Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani. axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.
Pengertian Filsafat Pancasila
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh
Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).
Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara Deduktif dan Induktif.
Cara Deduktif
yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.
Cara Induktif
yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem (sistem adalah suatu kesatuan yg saling berhubungan dan bekerjasama untuk sebuah tujuan tertentu) filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya, seperti materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.
Inti sila-sila Pancasila meliputi:
- Tuhan, yaitu sebagai kausa prima.
- Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
- Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
- Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan
- gotong royong.
- Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.
Sumber:
Wikipedia.com
0 komentar:
Posting Komentar